Selasa, 08 Oktober 2013

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Jangan katakan Anda pernah ke Jawa Timur bila belum menapakkan kaki di gunung api yang indah ini. Gunung Bromo di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki keunikan dengan pasir laut seluas 5.250 hektar di ketinggian 2392 m dpl. Anda dapat berkuda dan mendaki Gunung Bromo melalui tangga dan melihat Matahari terbit. Lihatlah bagaimana pesona Matahari yang menawan saat terbit dan terbenamnya akan menjadi pengalaman pribadi yang mendalam saat Anda melihatnya secara langsung.

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru


Gunung Bromo berasal dari kata Brahma (salah seorang Dewa agama Hindu). Bromo merupakan gunung api yang masih aktif dan terkenal sebagai icon wisata Jawa Timur. Gunung ini tidak sebesar gunung api lainnya di Indonesia tetapi memiliki pemandangannya yang spektakuler dan dramatis. Keindahannya yang luar biasa membuat wisatawan yang mengunjunginya akan berdecak kagum.

Dari puncak Gunung Penanjakan di ketinggian 2.770 m, wisatawan dari seluruh dunia datang untuk melihat sunrise Gunung Bromo. Pemandangannya sungguh menakjubkan dan yang akan Anda dengar hanya suara jepretan kamera wisatawan saat menangkap momen yang tidak bisa didapatkan di tempat lain. Saat sunrise sangat luar biasa dimana Anda akan melihat latar depan Gunung Semeru yang mengeluarkan asap dari kejauhan dan matahari bersinar terang naik ke langit. 

Suhu udara di Gunung Bromo berkisar antara 3°-20° celcius, namun dapat berada beberapa derajat di bawah nol selama musim kemarau. Jika Anda tidak kuat dengan udara dingin, sebaiknya Anda membawa jaket, sarung tangan, dan topi atau penutup kepala lainnya. Setelah matahari terbit cuacanya dengan cepat menjadi cukup panas di sini.

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Dari Penanjakan ke Lautan Pasir, rute sangat curam, sehingga kendaraan roda empat biasa tidak disarankan. Berkuda, jalan kaki, atau menyewa kendaraan  4X4 dari pemandu wisata dapat menjadi alternatif.
Ada banyak guesthouse dan hotel sederhana di sekitar Gunung Bromo. Guesthouse Bromo terletak di Ngadisariberjarak 3 km dari lereng kawah atau Anda dapat memilih hotel lain di Cemorolawang yang terletak di lereng kawah.

Anda juga dapat menginap di Tretes, Pasuruan, atau Malang. Inilah kota-kota terdekat ke Bromo dengan resor sejuk bernuansa pegunungan. Selain itu ada juga banyak hotel bagus yang menawarkan pemandangan spektakuler Gunung Semeru dan Gunung Arjuna

Untuk sampai ke Gunung Bromo, Anda dapat terbang dari bandara internasional Juanda Surabaya. Sriwijaya Air terbang dua kali sehari dari Jakarta ke Malang.

Dari sana, Anda dapat melanjutkan perjalanan ke Gunung Bromo dengan memesan travel agent atau mengendarai mobil dengan rute Surabaya-Pasuruan-Wonokitri-Gunung Bromo.  Perjalanaan ini menghabiskan waktu 2 sampai 3 jam.
Terdapat tiga pintu masuk lain selain jalur di atas, yaitu Desa Cemorolawang bila Anda melalui jalur lewat Probolinggo, Desa Ngadas bila Anda melalui jalur lewat Malang, dan Desa Burno bila lewat jalur dari Lumajang. Kesemua jalur ini dapat ditempuh dengan nyaman di atas kendaraan roda empat.

Biasanya rute-rute atau jalur yang digunakan ialah:
1. Pasuruan – Warung Dowo – Tosari – Wonokitri – Gunung Bromo, berjarak 71 km.
2. Malang – Tumpang – Gubuk Klakah – Jemplang – Gunung Bromo, berjarak 53 km.
3. Malang – Purwodadi – Nongkojajar – Tosari – Wonokitri – Penanjakan, berjarak 83 km.

Agar sampai tepat waktu untuk melihat sunrise, sebaiknya Anda berangkat dengan sedikit perhitungan waktu, atau dapat menginap di salah satu hotel di Prigen, Tretes untuk memastikan Anda berada di lereng kawah sebelum sunrise. 

Saat di Bromo, bila Anda tidak menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan 4X4 selalunya tersedia untuk membawa Anda dengan penyewaan yang cukup lumrah untuk mendapatkan pengalaman lain seperti ini. Memang agak mahal bila pergi dan menanggung semua biayanya sendiri. Saat berkelompok, beban biaya akan semakin ringan. 

Sedikit sulit untuk mendapatkan makanan di daerah inti taman nasional. Namun jika Anda lupa membawa makanan, restoran-restoran dekat Gunung Bromo buka dari pukul 3 pagi hingga 9 malam di Desa Wonokitri, daerah Pasar Tosari. Warung-warung dan restoran-restoran tersebut menyediakan berbagai macam makanan khas Indonesia seperti ketoprak, nasi goreng, rujak cingur, bandrek, dan banyak lagi yang lainnya.

Suhu udara di Gunung Bromo berkisar antara 3°-20° celcius, namun dapat berada beberapa derajat di bawah nol selama musim kemarau. Jika Anda tidak kuat dengan udara dingin, sebaiknya Anda membawa jaket, sarung tangan, dan topi atau penutup kepala lainnya. Setelah matahari terbit cuacanya dengan cepat menjadi cukup panas di sini.
Jangan lupa membawa kamera atau handycam agar Anda dapat menangkap momen keindahan alam yang menakjubkan ini.

Dari Penanjakan ke Lautan Pasir, rute sangat curam, sehingga kendaraan roda empat biasa tidak disarankan. Berkuda, jalan kaki, atau menyewa kendaraan  4X4 dari pemandu wisata dapat menjadi alternatif. 
Menyaksikan matahari terbit yang spektakuler dari Gunung Bromo merupakan puncak dari wisata di Bromo.

Datanglah pada bulan Kasada/ke-sepuluh (biasanya bulan September-November) dan saksikan festival Kasada tahunan dimana suku Tengger datang ke Bromo melemparkan sesajen yang terdiri dari sayuran, ayam, dan uang ke dalam kawah gunung berapi.

Berkuda di atas lautan pasir yang hanya dimiliki taman nasional ini merupakan pengalaman tak berbanding. Lautan pasir ini begitu luas dan dengan ketinggian 2.392 meter, keunikan alam ini hanya ada di Indonesia. Lautan pasir ini terlihat mengagumkan saat matahari menyapukan sinarnya yang kejinggaan di pagi hari, terlihat jelas dari Cemorolawang, salah satu pintu masuk kawasan taman nasional ini.

Para pendaki Gunung Semeru, selalunya melakukan detour ke beberapa danau dingin yang selalu berkabut, yaitu Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo. Hal ini merupakan sebuah pengalihan fokus perjalanan yang mengesankan.Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar