Jangan katakan Anda pernah ke Jawa Timur bila belum menapakkan kaki di gunung api yang indah ini. Gunung Bromo di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki keunikan dengan
pasir laut seluas 5.250 hektar di ketinggian 2392 m dpl. Anda dapat
berkuda dan mendaki Gunung Bromo melalui tangga dan melihat Matahari
terbit. Lihatlah bagaimana pesona Matahari yang menawan saat terbit dan
terbenamnya akan menjadi pengalaman pribadi yang mendalam saat Anda
melihatnya secara langsung.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru |
Gunung Bromo berasal dari kata Brahma
(salah seorang Dewa agama Hindu). Bromo merupakan gunung api yang masih
aktif dan terkenal sebagai icon wisata Jawa Timur. Gunung ini tidak
sebesar gunung api lainnya di Indonesia tetapi memiliki pemandangannya
yang spektakuler dan dramatis. Keindahannya yang luar biasa membuat
wisatawan yang mengunjunginya akan berdecak kagum.
Dari puncak Gunung Penanjakan di ketinggian 2.770 m, wisatawan dari seluruh dunia datang untuk melihat sunrise Gunung Bromo. Pemandangannya sungguh menakjubkan dan yang akan Anda dengar hanya suara jepretan kamera wisatawan saat menangkap momen yang tidak bisa didapatkan di tempat lain. Saat sunrise sangat luar biasa dimana Anda akan melihat latar depan Gunung Semeru
yang mengeluarkan asap dari kejauhan dan matahari bersinar terang naik
ke langit.
Suhu
udara di Gunung Bromo berkisar antara 3°-20° celcius, namun dapat
berada beberapa derajat di bawah nol selama musim kemarau. Jika Anda
tidak kuat dengan udara dingin, sebaiknya Anda membawa jaket, sarung
tangan, dan topi atau penutup kepala lainnya. Setelah matahari terbit
cuacanya dengan cepat menjadi cukup panas di sini.
Dari
Penanjakan ke Lautan Pasir, rute sangat curam, sehingga kendaraan roda
empat biasa tidak disarankan. Berkuda, jalan kaki, atau menyewa
kendaraan 4X4 dari pemandu wisata dapat menjadi alternatif.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru |
Ada banyak guesthouse dan hotel sederhana di sekitar Gunung Bromo. Guesthouse Bromo terletak di Ngadisariberjarak 3 km dari lereng kawah atau Anda dapat memilih hotel lain di Cemorolawang yang terletak di lereng kawah.
Anda juga dapat menginap di Tretes, Pasuruan, atau Malang. Inilah kota-kota terdekat ke Bromo dengan resor
sejuk bernuansa pegunungan. Selain itu ada juga banyak hotel bagus yang
menawarkan pemandangan spektakuler Gunung Semeru dan Gunung Arjuna.
Untuk sampai ke Gunung Bromo, Anda dapat
terbang dari bandara internasional Juanda Surabaya. Sriwijaya Air
terbang dua kali sehari dari Jakarta ke Malang.
Dari sana, Anda dapat melanjutkan perjalanan ke Gunung Bromo dengan memesan travel agent atau mengendarai mobil dengan rute Surabaya-Pasuruan-Wonokitri-Gunung Bromo. Perjalanaan ini menghabiskan waktu 2 sampai 3 jam.
Terdapat tiga pintu masuk lain selain jalur di atas, yaitu Desa Cemorolawang bila Anda melalui jalur lewat Probolinggo, Desa Ngadas bila Anda melalui jalur lewat Malang, dan Desa Burno bila lewat jalur dari Lumajang. Kesemua jalur ini dapat ditempuh dengan nyaman di atas kendaraan roda empat.
Biasanya rute-rute atau jalur yang digunakan ialah:
1. Pasuruan – Warung Dowo – Tosari – Wonokitri – Gunung Bromo, berjarak 71 km.
2. Malang – Tumpang – Gubuk Klakah – Jemplang – Gunung Bromo, berjarak 53 km.
3. Malang – Purwodadi – Nongkojajar – Tosari – Wonokitri – Penanjakan, berjarak 83 km.
Agar sampai tepat waktu untuk melihat sunrise, sebaiknya Anda berangkat dengan sedikit perhitungan waktu, atau dapat menginap di salah satu hotel di Prigen, Tretes untuk memastikan Anda berada di lereng kawah sebelum sunrise.
Saat di Bromo, bila Anda tidak menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan 4X4 selalunya tersedia untuk membawa Anda dengan penyewaan yang cukup lumrah untuk mendapatkan pengalaman lain seperti ini. Memang agak mahal bila pergi dan menanggung semua biayanya sendiri. Saat berkelompok, beban biaya akan semakin ringan.
Dari sana, Anda dapat melanjutkan perjalanan ke Gunung Bromo dengan memesan travel agent atau mengendarai mobil dengan rute Surabaya-Pasuruan-Wonokitri-Gunung Bromo. Perjalanaan ini menghabiskan waktu 2 sampai 3 jam.
Terdapat tiga pintu masuk lain selain jalur di atas, yaitu Desa Cemorolawang bila Anda melalui jalur lewat Probolinggo, Desa Ngadas bila Anda melalui jalur lewat Malang, dan Desa Burno bila lewat jalur dari Lumajang. Kesemua jalur ini dapat ditempuh dengan nyaman di atas kendaraan roda empat.
Biasanya rute-rute atau jalur yang digunakan ialah:
1. Pasuruan – Warung Dowo – Tosari – Wonokitri – Gunung Bromo, berjarak 71 km.
2. Malang – Tumpang – Gubuk Klakah – Jemplang – Gunung Bromo, berjarak 53 km.
3. Malang – Purwodadi – Nongkojajar – Tosari – Wonokitri – Penanjakan, berjarak 83 km.
Agar sampai tepat waktu untuk melihat sunrise, sebaiknya Anda berangkat dengan sedikit perhitungan waktu, atau dapat menginap di salah satu hotel di Prigen, Tretes untuk memastikan Anda berada di lereng kawah sebelum sunrise.
Saat di Bromo, bila Anda tidak menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan 4X4 selalunya tersedia untuk membawa Anda dengan penyewaan yang cukup lumrah untuk mendapatkan pengalaman lain seperti ini. Memang agak mahal bila pergi dan menanggung semua biayanya sendiri. Saat berkelompok, beban biaya akan semakin ringan.
Sedikit sulit untuk mendapatkan makanan di daerah inti taman nasional.
Namun jika Anda lupa membawa makanan, restoran-restoran dekat Gunung
Bromo buka dari pukul 3 pagi hingga 9 malam di Desa Wonokitri, daerah Pasar Tosari.
Warung-warung dan restoran-restoran tersebut menyediakan berbagai macam
makanan khas Indonesia seperti ketoprak, nasi goreng, rujak cingur,
bandrek, dan banyak lagi yang lainnya.
Suhu udara di Gunung Bromo berkisar antara 3°-20° celcius, namun dapat
berada beberapa derajat di bawah nol selama musim kemarau. Jika Anda
tidak kuat dengan udara dingin, sebaiknya Anda membawa jaket, sarung
tangan, dan topi atau penutup kepala lainnya. Setelah matahari terbit
cuacanya dengan cepat menjadi cukup panas di sini.
Jangan lupa membawa kamera atau handycam agar Anda dapat menangkap momen keindahan alam yang menakjubkan ini.
Dari
Penanjakan ke Lautan Pasir, rute sangat curam, sehingga kendaraan roda
empat biasa tidak disarankan. Berkuda, jalan kaki, atau menyewa
kendaraan 4X4 dari pemandu wisata dapat menjadi alternatif.
Menyaksikan matahari terbit yang spektakuler dari Gunung Bromo merupakan puncak dari wisata di Bromo.
Datanglah pada bulan Kasada/ke-sepuluh
(biasanya bulan September-November) dan saksikan festival Kasada
tahunan dimana suku Tengger datang ke Bromo melemparkan sesajen yang
terdiri dari sayuran, ayam, dan uang ke dalam kawah gunung berapi.
Berkuda di atas lautan pasir yang hanya
dimiliki taman nasional ini merupakan pengalaman tak berbanding. Lautan
pasir ini begitu luas dan dengan ketinggian 2.392 meter, keunikan alam
ini hanya ada di Indonesia. Lautan pasir ini terlihat mengagumkan saat
matahari menyapukan sinarnya yang kejinggaan di pagi hari, terlihat
jelas dari Cemorolawang, salah satu pintu masuk kawasan taman nasional ini.
Para pendaki Gunung Semeru, selalunya melakukan detour ke beberapa danau dingin yang selalu berkabut, yaitu Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo. Hal ini merupakan sebuah pengalihan fokus perjalanan yang mengesankan.Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar